Aku
urakan tapi tidak telanjang selalu mengenakan pakaian kekangan dan kepasifan di
atas ranjang-ranjang kepatuhan dan kerelaan hukum bersama air mata dan di
perbudak oleh tanah liat yang dibentuk setan yang tegak di atas tumpukan
belatung dan tengkorak.
Melukisi penampilan dengan mengangkat sebuah emas dari api lalu menuangkan kopi murni harum ke dalam buah cangkir yang berisi belatung pengekangan.Semua tak lebih dari gua-gua yang menyimpan kehinaan, duka dan derita. Semua hanyalah tanah kusam yang dinding di tiap sudutnya bersembunyi nyanyian kebinatangan dari pemburu pangkat.
Dia tidak menerawang, Dia tidak ketat pula tidak telanjang tapi Dia selalu berbalut kain panjang longgar yang jauh kesan dari rasa nyaman. Kejujuran itulah kebijaksanaan mahal terbaik yang Aku suka.
Melukisi penampilan dengan mengangkat sebuah emas dari api lalu menuangkan kopi murni harum ke dalam buah cangkir yang berisi belatung pengekangan.Semua tak lebih dari gua-gua yang menyimpan kehinaan, duka dan derita. Semua hanyalah tanah kusam yang dinding di tiap sudutnya bersembunyi nyanyian kebinatangan dari pemburu pangkat.
Dia tidak menerawang, Dia tidak ketat pula tidak telanjang tapi Dia selalu berbalut kain panjang longgar yang jauh kesan dari rasa nyaman. Kejujuran itulah kebijaksanaan mahal terbaik yang Aku suka.
Dia pandai berminyak air dan episode termanis untuk petang berurat mengakar, selalu menjelma menjadi sebuah desahan menyenangkan di atas lidah 'tak bertulang untuk hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari waktu yang melahirkan sekilas pandang dalam sebuah pernyataan.Aku dan Dia pun penuh syukur mengalunkan lagu pujian,membahana di udara gegap & gempita menyambut calon waktu yang akan mengenakan pasung penindasan pada leher kami.
Aku
dan Dia berkapur diantara pusara semua ini yang terkadang lelah. Berbaik hati
kepada keledai jantan dan meledaklah tertawa setan niscaya akan berbalik
menjadi racun mematikannya. Dan kami, akan asing untuk diri kami sendiri.
Bumi terkesan dingin karena kematian selalu tersenyum dengan pengetahuan yang terputus oleh taringnya.
Tidak ada yang sejati yang ada hanya kepentingan, keindahan yang membuka tabir wajahnya dengan kepastian takdir untuk merasakan penderitaan dan kepedihan.
Aku dan Dia butuh rangkaian kata pereda apa adanya tapi berguna, bukan jenius tapi mengharuskan kami mengeluarkan uang dalam jumlah yang tak terkira.
Untuk menghibur Aku dan Dia dengan kalimat metafora.